Perbedaan Antara Murid Cepat Belajar Dengan Murid Biasa (Normal)

Respons: 0 komentar
Perbedaan Antara Murid Cepat Belajar Dengan Murid Biasa (Normal)
Sikap murid cepat belajar yang dikemukakan ini diidentifikasikan dari sikap dan sifat murid “gifted”. Apakah  sifat-sifat dari murid cepat belajar berbeda jauh dengan murid-murid lainnya, hal itu akan dapat dinilai oleh konselor. Sikap dan sifat-sifat itu dapat dilihat:
a.    Sebelum bersekolah:
  1. Murid cepat belajar, ketika belajar berjalan lebih awal dari pada anak average (rata-rata).
  2. Perkembangan bicaranya dimulai lebih awal dan berkembang lebih cepat.
  3. Paling tidak 50% dari murid cepat belajar dapat membaca sebelum masuk sekolah.
b.    Setelah Masuk Sekolah
  1. Murid cepat belajar rajin ke sekolah, karena haus akan ilmu pengetahuan.
  2. Murid cepat belajar senang mengikuti aktivitas-aktivitas ekstrakulikuler.
  3. Jika ia diberi kesempatan memilih mata pelajaran, akan lebih senang memilih mata pelajaran yang berat-berat.
  4. Kemampuan mentalnya yang superior ditunjukkan pada kecakapannya dalam membaca, mampu menarik generalisasi-generalisasi, mengenal hubungan-hubungan, meng-komprehensifkan pengertian dan mampu berpikir logis.
  5. Fisiknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
  6. Kurang sabar dengan prosedur-prosedur rutin, memerlukan metode belajar yang efisien tetapi mampu bekerja dengan baik.
  7. Kecakapan dalam berbagai hal ditunjukkan dari berbagai minat, lebih aktif dan rasa ingin tahu tentang hal-hal baru lebih besar. Ia memiliki pemikiran yang luas dan kemampuan mengkritik diri sendiri.
  8. Murid cepat belajar memiliki sikap sosial berada diatas murid rata-rata. Ia mengambil bagian lebih banyak dalam aktivitas-aktivitas sosial dan sukses dalam aktivitas tersebut.
  9. Murid cepat belajar umumnya jujur, suka menolong dan murah hati. Tetapi jika tidak dididik dalam moral akan menjadi seorang yang terancam sosialnya.
  10. Murid cepat belajar cenderung tidak mempunyai gangguan-gangguan nervous (gagap).
Kemungkinan Sebab-Sebab Timbulnya Masalah Murid Cepat BelajarMurid yang cepat belajar seolah-olah tidak mungkin menghadapi hambatan dalam hidupnya dan sering guru memiliki pandangan yang salah terhadap murid cepat belajar. Dalam arti sering diabaikan dan dianggap sudah dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Padahal dalam kenyataannya murid cepat belajar sering menghadapi hambatan-hambatan yang sulit dipecahka sendiri tanpa bantuan orang lain. Hambatan- hambatan tersebut bersumber dari dari berbagai hal tetapi pada pokoknya adalah:
  1. Kurang pengertian guru/pendidik kepada murid cepat belajar sehingga pendidik ragu-ragu untuk berbuat sesuatu  kepadanya.
  2. Perhatian pendidik pada umumnya ditujukan kepada murid-murid rata-rata (average) atau pada murid yang terbelakang.
  3. Pendidik beranggapan bahwa murid cepat belajar bisa menjaga, memelihara dan menggembangkan dirinya sendiri tanpa bantuan ornag lain.
Disamping itu, hal yang merupakan masalah bagi murid cepat belajar juga terletak pada lingkungan keluarga, masyarakat dan teman sepermainan.
Kemungkinan Masalah Murid BelajarKurangnya pengetahuan pendidik pada umumnya seperti tersebut di atas, mungkin dapat menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut:
a.    Masalah pendidikan dan jabatan : dalam hal ini kemungkinan murid akan :
  • 1)    Terlalu memforsir diri
  • 2)    Terlalu mementingkan intelek
  • 3)    Sulit menyesuaikan cita-cita orang tua dengan minat
  • 4)    Merasa lambat jalannya kurikulum sekolah
  • 5)    Sulit memilih jabatan
  • 6)    Kurang diperhatikan guru
  • 7)    Bingung mengisi waktu luang
b.    Masalah penyesuaian sosial : dalam bidang ini murid mengalami berbagai kemungkinan, yaitu :
  • 1)    Tidak disenangi teman
  • 2)    Tertekan oleh tuntutan orang tua
  • 3)    Kurang disenangi atau disisihkan saudara-saudaranya
  • 4)    Kurang stimulasi
  • 5)    Dieksploitasi keluarga, sekolah dan masyarakat
c.    Masalah emosional : dalam hal ini murid memiliki kecenderungan mengalami kesulitan karena :
  • 1)    Dilingkari dengan pemuasan dorong “ inner”
  • 2)    Merasa sendiri
  • 3)     Merasa cemas
d.    Masalah ekonomi : dalam bidang ekonomi kemungkinan murid akan mengalami masalah dalam:
  • 1)    Mengatur uang jajan
  • 2)    Kurang biaya
  • 3)    Terlalu banyak tuntutan dalam hal peralatan/perlengkapan (Herniyanto dan Triyono, tanpa tahun).
Kemungkinan-Kemungkinan Reaksi Negatif  dari Murid Cepat BelajarDengan adanya masalah-masalah yang dihadapi murid cepat belajar seperti yang dijelaskan terdahulu, akan merangsang anak untuk membuat reaksi-reaksi penyesuaian yang mungkin merigikan dirinya maupun lingkungannya. Reaksi-reaksi itu adalah :
a.    Pura-puraGuru sering menghadapi murid cepat belajar dan mengeksploitasinya. Misalnya, disuruh mengembalikan buku, menghapus papan tulis dan membantu teman yang lain. Bagi murid yang lain tindakan guru yang seperti itu merupakan hal yang luar biasa, tetapi bagi murid cepat balajar hal itu dianggap diperalat atau diperbudak, sehingga ia berbuat seolah-olah bodoh. Tindakan itu dilakukan karena merasa takut diisolir teman-temannya, sehingga mengadakan identifikasi diri dengan teman-teman yang lain.
b.    Pelarian diriMurid cepat belajar dalam kapasitas mental memang berbeda dengan murid rata-rata, meskipun dalam hal-hal lain mempunyai kebutuhan yang sama, ia harus tumbuh selaras antara fisik, mental, intelektual dan emosional, karena itu ia harus diberi kesempatan untuk berkembang.
c.    Minta perhatianPada umumnya murid cepat belajar telah mampu membaca sebelum masuk sekolah. Fisik, intelektual, sosial dan emosionalnya telah matang untuk sekolah. Oleh karena itu disekolah ia cepat menyesuaikan diri. Kekayaan bahasa dan penggunaan konsep telah menyebabkan ia selalu berhasil, dalam segala tugas paling cepat selesai sehingga murid yang lain dengan maksud untuk mendapat perhatian. Akibatnya situasi kelas dan jalannya proses belajar mengajar menjadi terganggu.

Cara Membimbing Murid Cepat Belajar
Untuk memberikan layanan bimbingan secara tepat, maka perlu bagi guru/konselor mengetahui latar belakang pribadi kehidupan dimasa lampau, sekarang dan harapannya pada masa yang akan datang. Untuk mendapatkan data yang representative, seorang guru/ konselor harus menggunakan metode dan teknik yang tepat, baik melalui teknik testing maupun non testing. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi murid cepat belajar, maka guru/ konselor harus mengadakan ussaha-usaha penyaluran, pengadaptasian dan penyesuaian. Cara-cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi masing-masing murid cepat belajar adalah :
a.    Pelayanan Bimbingan Pendidikan 
Usaha PenyaluranYang dimaksud ialah untuk menyalurkan kemampuan murid yang cepat belajar dan mengisi kelebihan waktu dikelas digunakan sistem pengajaran moduldan pengelompokan mata pelajaran mayor dan pilihan:
  • Sistem Pengajaran Modul : Sistem pengajaran modul sangat sesuai bagi murid cepat belajar, karena mereka mampu belajar sendiri dengan baik tanpa pengawasan, mempunyai minat yang besar, sangat aktif  dan selalu haus akan hal-hal yang baru, mampu mengkritik diri sendiri, kaya perbendaharaan bahasa sehingga mampu memahami apa yang dibaca dengan cepat. Ia mampu menarik generalisasi, menghubung-hubungkan dan mampu mengkomprehensifkan pengertian-pengertian dan berfikir secara logis. Sistem pengajaran dengan modul memerlukan sifat-sifat dan kebiasaan serupa.
  • Menyediakan Mata Pelajaran Pilihan : Dalam kurikulum sekolah pembangunan ada mata pelajaran pilihan dan mayor. Mata pelajaran mayor adalah mata pelajaran yang harus diikuti semua murid, sedangkan mata pelajaran pilihan diambil oleh murid yang berminat pada mata pelajaran itu. Dengan adanya mata pelajaran tersebut maka waktu yang luang dari murid yang cepat belajar dapat disalurkan. Terutama jika mereka diberi kesempatan mengambil mata pelajaran pilihan melebihi beban yang telah ditentukan. Aktivitas guru/konselor dalam hal ini adalah : (1). Membantu mereka memilih modul pengayaan dan modul-modul pilihan lain sesuai dengan minatnya, kapasitas dan cita-cita mereka. Dengan demikian hal ini dianggap merintis pemilihan jurusan/jalur pendidikan dan jabatan yang sesuai .(2) Membantu  terwujudnya kelompok-kelompok diskusi, kelompok penyesuaian modul dan mereka akan aktif didalamnya. Bersamaan dengan hal itu maka guru sebaiknya merencanakan wisata belajar keobyek-obyek tertentu sesuai dengan kebutuhan pendalaman modul/mata pelajaran tertentu.

Sistem Pengadaptasian
Konselor berusaha memberikan informasi dan tafsiran tentang sifat-sifat dan kebiasaan, kemampuan dan kebutuhan murid cepat belajar kepada guru, agar guru dapat memilih metode pengajaran yang sesuai dengan sifat-sifat, kebiasaan, kemampuan dan kebutuhan murid tersebut.
  1. Pengajaran individual (individual instruction) : Murid cepat belajar mempunyai sifat-sifat kemampuan belajar secara individual.
  2. Belajar sendiri : Murid cepat belajar semakin terangsang cara belajar sendiri. Kehausan akan ilmu pengetahun cepat terpenuhi dalam kesempatan ini.
  3. Prosedur sosial dalam pengajaran : Menggiatkan murit cepat belajar untuk membentuk belajar kelompok. Jadi aktivitas konselor dalam usaha pengadaptasian adalah :
I.    Menyampaikan sifat-sifat minat, kemampuan, kebutuhan dan masalah murid cepat belajar kepada guru.
II.    Memberi saran penggunaan metode pengajaran yang efisien.
III.    Menyampaikan sikap dan tingah murid tersebut kepada orang tuanya, dengan maksud agar cara-cara dan tingkah lakunya dirumah dapat berubah, pemanjaan harus dikurangi.

3)    Usaha Penyesuaian
  • Meningkatan motivasi belajar.
  • Menghilangkan kecemasan dan kekhawatirannya jika tidak dapat melanjutkan studinya.
  • Menyadarkan bahwa semua mata pelajaran itu penting, kelalaian salah satu berarti akan menurunkan prestasi keseluruhan.
  • Memperbaiki sikap dan kebiasaan buruknya di kelas.
  • Case conference, yaitu membicarakan bersama-sama guru tentang tingkah laku murid cepat belajar yang berkebiasaan buruk.
Dengan cara ini murid akan memperoleh fell back dari guru-guru tentang tingkah laku bagaimana yang dikehendaki kelas.
b.    Pelayanan Bimbingan Sosial
Usaha penyalurannya adalah :

a)    Untuk murid yang apatis
I.    Menempatkan  dalam kelompok penyelesaian modul.
II.    Mengaktifkan dalam kelompok belajar di rumah.
III.    Mengikuti kelompok diskusi, kelompok wisata belajar.
IV.    Mengikutkan ke dalam kepramukaan, campig, dan lainnya.

b)    Untuk murid yang dinamis
Masalah sosial untuk murid sebenarnya berhubungan erat dengan kedisiplinan mengikuti pelajaran. Karena itu layanan secara khusus dalam bimbingan social tidak perlu dikemukakan secara eksplisit. Untuk memenuhi maksud-maksud memperbaiki sosialnya telah dipenuhi dengan layanan bimbingan pendidikan terhadapnya.

c.    Pelayanan Bimbingan Ekonomi
  • Masalah sosial ekonomi untuk murid yang penghasilan orang tuanya rendah. Masalah ini menyebabkan motivasi belajar murid menurun, timbul rasa cemas, takut tidak dapat melanjutkan studi sehingga menjadi minder.
a)    Usaha penyaluran
Membantu menemukan jalan bagaimana murid dapat memperoleh pekerjaan sambilan, begitu juga orang tuanya.
b)    Usaha pengaturannya
Memberikan saran agar Kepala Sekolah (kini) dan perguruan tinggi (nanti) dapat memberikan beasiswa, setidak-tidaknya pembebasan uang sekolah, pemberian buku dan alat-alat pelajaran.
c)    Usaha penyesuaian
I.    Memberikan informasi dan orientasi kepada yayasan-yayasan, badan yang dapat memberikan beasisiwa beserta cara bagi yang mendapatkan.
II.    Counseling, untuk memperkuat ketahanan mental dalam menghadapi kesulitan-kesulitan ekonomi.
  • Masalah sosial ekonomi untuk murid yang mempunyai kecenderungan banyak mengelurkan uang untuk biaya sekolah.
a)    Usaha penyaluran
Mengaktifkan murid untuk menabung dari kelebihan uang saku.
b)    Usaha pengaturannya
Memberikan saran kepada orang tua agar jangan terlalu memanjakan anak terutama dengan uang yang berlebihan.

c)    Usaha penyesuaian
Penyuluhan : untuk menanamkan cara hidup sederhana dan arti uang bagi kelanjutan studi nanti.
d.    Pelayanan Bimbingan Emosi
Dari masalah ekonomi tersebut maka murid yang penghasilan orang tuanya rendah Nampak lebih serius problema emosionalnya, sedang untuk murid yang orang tuanya mempunyai penghasilan cukup lebih berkurang emosionalnya. Diharapkan dengan layanan bimbingan pendidikan, bimbingan social dan bimbingan ekonomi, maka problem emosional tersebut dapat diatasi. Jika tidak pelaksanaan pelayanan konseling, role playing, sosiodrama dan psikodrama harus dilakukan lebih intensif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa komentarnya ya....!!!!
Terima Kasih Atas Kunjungannya

Copyright © Kang Topek

Sponsored By: GratisDesigned By: Habib Blog