A. Sejarah Perkembangannya
Ruang lingkup kajian psiologi agama banyak dijumpai baik melalui informasi kitab maupun sejarah agama.Berdasarkan sumber Barat, para ahli psikologi agama menilai bahwa kajian mengenai psikologi agama mulai popular sekitar akhir abad ke-19.Sekitar masa itu psikologi yang semakin berkembang digunakan sebagai alat unuk kajian agama. Kajian semacam itu dapat membantu pemahaman terhadap cara bertingkah laku, berpikir dan mengemukakan perasaan keagamaan.
Ditanah air sendiri tulisan mengenai psikologi agama ini baru dikenal sekitar tahun 1970-an, yaitu oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat.Ada sejumblah buku yang beliau tulis untuk kepentingan buku pegangan bagi mahasiswa dilingkungan IAIN.Diluar itu, kuliah mengenai psikologi agama juga sudah diberikan, khususnya di Fakultas Tarbiyah oleh Prof. Dr. A. Mukti Ali dan Prof. Dr. Zakiah Daradjat sendiri.Kedua orang ini dikenal sebagai pelopor pengembangan psikologi agama di IAIN di Indonesia.
Sejak menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, perkembangan psikologi agama dinilai cukup pesat, dibandingka dengan usianya yang masih tergolong muda. Hal ini antara lain disebabkan, selain bidang kajian psikologi agama yang masih tergolong muda. Hal ini antara lain disebabkan, selain bidang kajian psikologi agama menyangkut kehidupan manusia secara pribadi, maupun kelompok, bidang kajiannya juga mencakup permasalahan yang menyangkut perkembangan usia manusia. Selain itu, sesuai dengan bidang cakupannya, ternyata psikologi agama termasuk ilmu terapan yang banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Beberapa Metode Dalam Psikologi Agama
Karena agama menyangkut masalah yang berkaitan dengan kehidupan batin yang sangat mendalam, maka masalah agama sulit untuk diteliti secara saksama, terlepas dari pengaruh-pengaruh subjektivitas.Namun demikian, agar penelitian mengenai agama dapat dilakukan lebih netral, dalam arti tidak memihak kepada suatu keyakinan atau menentangnya, maka diperlukan sikap yang objektif. Maka dalam penelitian psikologi agama perlu diperhatiakanantara lain:
- Memiliki kemampuan dalam meneliti kehidupan dan kesadaran batin manusia.
- Memiliki keyakinan bahwa segala bentk pengalaman dapat dibuktikan secara empiris.
- Dalam penelitian harus bersikap filosofis spiritualis.
- Tidak mencampur adukkan antara fakta dengan angan-angan atau perkiraan khayali.
- Mengenal dengan baik masalah-masalah spikologi dan metodenya.
- Memiliki konsep mengenai agama serta mengetahui metodologinya.
- Menyadari tentang adanya perbedaan antara ilmu dan agama.
- Mampu menggunakan alat-alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ilmiyah.
Selain itu, dalam penelitian ilmu jiwa agama menggunakan sejumblah metode, yang antara lain dapat dikemukakan dengan menggunakan dokumen pribadi (personal document), kuesioner dan wawancara.
C. Psikologi Agama Dalam Islam
Jika dikaji secara cermat , sebenarnya permasalahan yang berkaiatan dengan psikologi agama memang sudah sejak permulaan pengembangan islam sudah ada. Tetapi, karena ajaran islam merupakan ajaran yang berpusat pada upaya pembentukan akhlak yang mulia dalam upaya memenuhi tututan agar dapat menjadi pengabdi Allah yang patuh, maka islam cenderung dilihat dari aspek ajaran yang tunggal, yaitu agama ilmu-ilmu keislaman dipandang tak terpisahkan dari islam sebagai agama wahyu. Dengan demikian, baru abad-abad terakhir ini timbul kesadaran para ilmuwan untuk melihat ajaran islam tersebut dari pendekatan disiplin ilmu, layaknya system pendekatan keilmuan yang berkembang dikalangan ilmuwan Barat.
Dalam konteks ini pula, barangkali psikologi agama dalam islam sulit dilacak dan diangkat menjadi disiplin ilmu yang otonom. Walaupun dalam kenyataannya permasalahan yang menjadi ruang lingkup kajian psikologi agama sudah memiliki latar belakang sejarah yang cukup lama, namun dalam statusnya sebagai disiplin ilmu diantara ilmu-ilmu keislaman yang lainnya dinilai lebih belakangan. Dari berbagai sumber yang dijumpai, tampaknya memang perkembangan psikologi agama didunia islam baru tampak sekitar abad ke-20. Kajian-kajian secara khusus mengenai psikologi agama sebagai disiplin ilmu seakan mengadopsi langkah keilmuan barat. Padahal, landasan yang telah disediakan untuk pengembangan psikologi agama termuat dalam ajaran islam. Semuanya itu telah dipraktikkan dalam kehidupan di masa Rasul Allah Saw.dan para sahabat beliau. Selanjutnya, dikaji dan dibukukan oleh para ilmuwan Muslim di zaman klasik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa komentarnya ya....!!!!
Terima Kasih Atas Kunjungannya