Psikologi Sebagai Disiplin Ilmu

Respons: 0 komentar
A.    Psikologi Agama dan Cabang Psikologi

Para ilmuwan (Barat) mengganggap filsafat sebagai induk dari segala ilmu.Sebab filsafat merupakakn tempat berpijak kegiatan keilmuwan.Dengan demikian psikologi termasuk ilmu cabang dari filsafat.Dalam kaitan ini, psikologi agama dan cabang psikologi lainnya tergolong disiplin ilmu ranting dari filsafat.

Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran (cognisi), perasaan (emotion), dan kehendak (conasi).Dengan demikian ketiga gejala pokok tersebut dapat diamati melalui sikap dan perilaku manusia. Gejala jiwa yang melatarbelakangi aktivitas, sikap dan tingkah laku anak-anak berbeda dengan anak remaja, serta juga terdapat perbedaan antara remaja dengan orang dewasa maupun dengan orang yang sudah lanjut usia. Kenyataan ini mendorong para ahli psikologi untuk mengembangkan cabang-cabang psikologi yang dapat digunakan untuk mempelajari gejala-gejala jiwa manusia pada tingkat usia tertentu. Dari sini timbullah ilmu-ilmu cabang psikologi seperti psikologi sepeerti psikologi anak, psikologi remaja, psikologi orang tua.

Setelah lahirnya cabang-cabang psikologi dan kemudian menjadi disiplin ilmu yang otonom, pengembangannya tidak berhenti.Sebagai ilmu terapan, tampaknya psikologi berkaitan erat dengan kehidupan manusia secara pribadi maupun dengan lingkungan sosialnya. Kenyataan ini selanjutnya melahirka cabang-cabang lagi menjadi psikologi kepribadian dan psikologi sosial,dll. Para ahli psikologi kemudian mulai menekuni studi khusus tentang hubungan antara kesadaran agama dan tingkah laku agama.

B.    Pengertian Psikologi Agama

Thouless berpendapat bahwa sikologi agama adalah cabang dari psikologi yang bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap perilaku bukan keagamaan.

Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, psikologi agama meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Disamping itu, psikologi agama juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut.
Psikologi agama dengan demikian merupakan cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. Upaya untuk mempelajari tingkah laku keagamaan tersebut dilakukan melalui pendekatan psikologi.

C.    Ruang Lingkup dan Kegunaan

Psikologi agama memiliki ruang lingkup pembahasan mengenai pengembangan pemahaman terhadap agama dengan mengaplikasikan metode-metode penelitian yang bertipe bukan agama dan bukan teologis.
Menurut Zakiah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama meliputi kajian mengenai:
  1. Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut menyertai kehidupan beragama orang umum.
  2. Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya, misalnya rasa tentram dan kelegaan batin.
  3. Mempelajari, meneliti dan menganalisis  pengaruhkepercayaan akan adanya hidup sesudah mati (akhirat) pada tiap-tiap orang.
  4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surge dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
  5. Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batiannya.
Dengan demikian psikologi agama adalah mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindak agama orang itu dalam hidupnya.
Dalam banyak kasus, pendekatan psikologi agama, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat digunakan untuk membangkitkan perasaan dan kesadaran agama.

D.    Psikologi Agama dan Pendidikan Islam

Pendidikan islam disini diartikan sebagai upaya sadar yang dilakukan oleh mereka yang memiliki tanggung jawab terhadap pembinaan, bimbingan, pengembangan serta pengarahan potensi yang dimiliki anak agar mereka dapat berfungsi dan berperan sebagaimana hakikat kejadiannya. Pendidikan islam tidak dibatasi oleh institusi (kelembagaan) ataupun pada lapangan pendidikan tertentu.

Adapun yang dimaksud bertanggung jawab dalam pengertian ini adalah orang tua. Sedangkan para guru atau pendidik lainnya adalah merupakan perpanjangan tangan para orang tua. Pendidikan islam erat kaitannya dengan psikologi agama. Bahkan psikologi agama digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam pelaksanaan pendidikan islam.

Pendekatan psikologi agama dalam pendidikan islam ternyata ternyata telah dilakukan di periode awal perkembangan islam itu sendiri.  Fungsi dan peran kedua orang tua sebagai teldan yang terdekat kepada anak telah diakui dalam pendidikan islam. Bahkan agama dan keyakinan seseorang anak dinilai sangant tergantug dari keteladanan para orang tua mareka.Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan bahwa keberagamaan anak terpola dari tingkah laku bapaknya.

Dalam pandangan islam, sejak dilahirkan , manusia telah dianugerahkan potensi keberagamaan. Potensi ini baru dalam bentuk sederhana, yaitu berupa kecenderungan untuk tunduk dan mengapdi kepada sesuatu.Agar kecenderungan untuk tunduk dan mengabdi ini tidak salah, maka perlu adanya bimbingan dari luar.Secara kodrati orang tua merupakan pembimbing pertama yang mula-mula dikenal anak.Oleh karena itu Rasul Allah SAW.menekankan bimbingan itu pada tanggung jawab kedua orang tua.

Bimbingan kejiwaan diarahkan pada pembentukan nilai-nilai imani.Sedangkan keteladanan, pembiasaan, dan disiplin dititikberatkan pada pembentukan nilai-nilai amali.Keduanya memiliki hubungan timbal balik. Dengan demikian, kesadaran agama dan pengalaman agama dibentuk melalui proses bimbingan terpadu. Hasil yang diharapkan adalah sosok manusia yang beriman (kasadaran agama), dan beramal saleh (pengalaman agama).

Anak dibimbing untuk tunduk dan mengabdikan diri hanya kepada Allah, sesuai degan fitrahnya.Kemudian sebagai pembuktian dari pengabdina itu, direalisasikan kedalam bentuk perbuatan dan aktivitas yang bermanfaat, sesuai dengan perintah-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa komentarnya ya....!!!!
Terima Kasih Atas Kunjungannya

Copyright © Kang Topek

Sponsored By: GratisDesigned By: Habib Blog